Mungkin
minna-san sudah pada tahu bahwa ilmu
psikologi itu memiliki banyak cabang tersendiri yang bertugas untuk mempelajari
manusia. Nah…pada tulisan kali ini, saya akan mencoba menjelaskan sekilas
mengenai salah satu cabang dari ilmu psikologi, yaitu psikologi manajemen.
Psikologi manajemen
Pada
awalnya psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu
psikologi dan manajemen. Untuk
menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap
teori manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau
profesionalisme manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi
antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi
kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk
mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak
zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya
Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya
untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu
psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena
ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi
atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja,
keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa
dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan. Tujuan
dari psikologi manajemen ini, agar seluruh kayawan / SDM dari suatu
organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi
kepada pelanggan atau rekan sekerjanya, dan pada akhirnya membuat karyawan itu
senang pada pekerjaan dan perusahaannya.
Referensi :
A. Pengertian Organisasi
Menurut Victor
A Thompson (dalam
Susiloadi) Organisasi adalah integrasi impersonal dan sangat rasional atas
sejumlah spesialis yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati. Gibson & Ivencevich (dalam Susiloadi) Organisasi adalah
kesatuan yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai
melalui tindakan individu secara terpisah.
Karakteristik Organisasi (Nicholas Henry, 1988 : 73):
- Punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai manusia
- Punya hubungan sekunder (impersonal)
- Punya tujuan yang khusus dan terbatas
- Punya kegiatan kerjasama pendukung
- Terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas
- Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya dan sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan.
Organisasi berbeda dari pengorganisasian, karena
pengorganisasian adalah fungsi dari manajemen dan merupakan suatu proses yang
dinamis sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang bersifat statis. Dalam
mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada empat fungsi organisasi yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni:
a.
Planning (perencanaan)
Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam
organisasi, diantaranya adalah rencana-rencana yang akan disusun oleh pengelola
organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan dan anggaran yang diperlukan,
dimana tekniknya dapat dilakukan melalui rapat.
b.
Organizing (pengaturan)
Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan
dan diwujudkan adalah:
a)
Sturuktur
organisasi yang mampu menunjukan bagaimana hubungan antara organisasi yang satu
dengan yang lain.
b)
Job description
yang jelas mampu menjelaskan tugas masing-masing bagian.
c)
Bentuk koordinasi
antara bagian dalam organisasi, misalnya rapat koordinasi antar bagian.
d)
Penataan dan
pendataan arsip juga inventaris organisasi harus diatur dan ditata dengan baik
oleh administrasi organisasi, seperti surat masuk dll.
A.
Accounting
(pelaporan)
Merupaka unsure wajib yang harus dilakukan untuk
menunjukan sikap dan rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya
ataupun struktur yang ada diatasnya.
B.
Controling
(pengawasan)
Tugas organisasi atau pimpinan organisasi yang tidak
boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktifitas organisasi
ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran.
Referensi :
http:/priyantosusiloadi.staff.fisip.uns.ac.id
3. Komunikasi
Komunikasi berasal dari Bahasa Latin Communis yang berarti keadaan yang biasa,
membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah suatu proses dalam upaya membangun
saling pengertian. Pengertian lainnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari Komunikator ke Komunikan melalui
saluran/media dengan harapan mendapatkan umpan balik . Unsur – unsur yang ada dalam komunikasi adalah :
o Komunikator/sender/pengirim
o Pesan
o Channel/saluran/media
o Komunikan/Penerima/Reciever
o Respon
Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu komunikasi atau proses untuk
anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan organisasinya dan merubah
apa yang terjadi di dalamnya. Sebuah interaksi sangat
dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi, tanpa adanya sebuah interaksi
yang baik maka sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Maksud
Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat
berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin
pembagian tugas kerja dalam organisasi. Interaksi sebenarnya adalah proses
hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak
sebagai pemberi informasi dan orang yang lain berperan sebagai penerima
informasi.
Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
- Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.Artinya, proses komunikasi
tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi
komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam
pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan
disebut interpreting.
- Penyandian
Tahap ini masih ada dalam
komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi
manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak
menjadi konkret.
- Pengiriman
Proses ini terjadi ketika
komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan
peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
- Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara
komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh
komunikan.
- Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
- Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri
komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi
sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
- Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan,
sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
Referensi :
sema.ftkuinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2012/12/BAB-I.docx