Rangkuman Tulisan Kesehatan
Mental
Pertemuan 1
Sehat dapat diartikan sebagai suatu kondisi
dimana individu atau manusia dapat berfungsi dengan baik dalam konteks
intelektual, sosial, emosional, fisik dan juga spiritualnya. Dalam Sejarah
perkembangan kesehatan mental, terdiri dari jaman animisme, naturalisme sampai
era modern, kesehatan mental telah menjadi suatu hal yang penting untuk dibahas
secara serius. Setelah melalui proses yang lama, akhirnya kesehatan mental
telah menjadi bagian dari pengertian sehat. Hingga akhirnya kesehatan mental
menjadi berkembang dan memiliki keragaman dalam hal konsep. Salah satunya,
Saparinah Sadli (dalam Suroso,2001:132) mengemukakan tiga orientasi kesehatan
mental, yaitu :
·
Orientasi
Klasik
seseorang dianggap sehat bila ia tidak
mempunyai keluhan tertentu.
·
Orientasi
Penyesuaian Diri
seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu
menggembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan
sekitarnya.
·
Orientasi
Pengembangan Potensi
seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan
jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju
kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Setelah kesehatan mental memiliki banyak
konsep, yang kemudian mulailah bermunculannya aliran yang mencoba
mendefinisikan pengertian dari kesehatan mental, dalam hal pribadi yang sehat.
Mereka adalah:
·
Aliran
Psikoanalisa
Pencetus aliran ini adalah Sigmunt Freud,
yang berpendapat bahwa kepribadian adalah struktur yang terdiri dari Id, Ego
dan Super ego. Yang dimana ketiganya saling berinteraksi, apabila Ego dapat
menengahi antara Id dan Super ego, maka hal inilah yang disebut dengan sehat
·
Aliran
Behavioristik
Aliran yang dikembangkan oleh John B. Watson ini,
mengatakan bahwa pribadi yang sehat adalah apabila individu mampu memberikan
respon terhadap faktor luar seperti orang lain dan lingkungannya, sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal karena manusia tidak memiliki sikap dengan
bawaan sendiri dan menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dengan
menggunakan metode yang objektif.
·
Aliran Humanistik
Tokoh utama dari aliran ini adalah Abraham
Maslow. Menurutnya individu yang benar-benar sehat dan tidak menunjukan
tanda-tanda maladatif, apabila mampu menghasilkan aktualisasi diri. Aktualisasi
diri hanya dapat terpenuhi apabila semua kebutuhan dalam hierarki di bawahnya
terpenuhi.
Kesehatan mental juga tidak bisa lepas dari
yang namanya penyesuaian diri. Penyesuaian diri merupakan proses yang
berlangsung sepanjang hayat. Dengan demikian penyesuaian diri yang efektif
dapat diukur dari seberapa baik individu dalam menghadapi dan mengatasi kondisi
yang senantiasa berubah. Beberapa faktor yang berperan dalam membentuk
penyesuaian diri antara lain :
·
Lingkungan
Keluarga
Faktor yang sangat penting karena sebagai
wadah seseorang untuk tumbuh dan berkembang.
·
Lingkungan
Teman Sebaya
Jika seseorang dengan mudah untuk
menyesuaikan diri dengan teman sebayanya, maka itu merupakan salah satu alasan
bahwa kesehatan mental seseorang itu baik atau sehat.
Menurut Carl Roger (1961), terdapat tiga
aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal diantaranya :
· Keikhlasan,
yaitu kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri atau menyadari kenyataan
· Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa terkecuali.
· Keinginan
yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Pertemuan II
Setelah diawal saya telah menyebutkan
mengenai aliran yang membahas pengertian kesehatan mental, maka sekarang saya
akan menjelaskan para ahli dan teori mereka dari tiga aliran di atas, yaitu :
·
Gordon W. Allport (kepribadian yang matang)
Allport
percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh yang penting
pada orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang
berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya
kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengkontrol
kekuatan-kekuatan itu juga. Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh
trauma-trauma dan konflik-konfilk masa kanak-kanak.
Tujuh
kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat yaitu:
·
Perluasan Perasaan
Diri
·
Hubungan Diri yang
Hangat dengan Orang-orang Lain
·
Keamanan Emosional
·
Persepsi Realistis
·
Keterampilan-keterampilan
dan Tugas-tugas
·
Pemahaman Diri
·
Filsafat Hidup yang
Mempersatukan
·
Perkembangan Kepribadian Carl Rogers
Rogers
mempertahankan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi
pandangan pribadi klien, pengalaman-pengalaman subjektifnya sendiri. Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu “ individu memiliki kemampuan dalam
diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani
masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat
mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri”.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Rogers
mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:
·
Keterbukaan pada pengalaman
·
Kehidupan eksistensial
·
Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
·
Perasaan bebas
·
Kreativitas
·
Hirearki Kebutuhan Maslow
·
Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis
bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik).
·
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan (Safety)
Sesudah kebutuhan keamanan
terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi,
struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas.
·
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki
dan Cinta (Belonging dan Love)
Sesudah kebutuhan fisiologis
dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari
kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan.
·
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri
(Self Esteem)
Ketika kebutuhan dimiliki
dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti
motivasi harga diri
·
Kebutuhan Dasar 5 : Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar
terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan
menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh
bakat –kemampuann potensinya.
·
Erich Fromm ( ciri kepribadian sehat )
Fromm
melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan, karena dia percaya
bahwa kesehatan jiwa harus didefenisikan menurut bagaimna baiknya masyarakat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu. Fromm
mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan,
yaitu :
·
Need For Relatedness
·
Need for Identity
·
Need for Trancendence
·
Need for Rootedness
Dari penjelasan di atas mengenai kesehatan
mental, tidak komplit rasanya jika saya tidak menjelaskan juga mengenai akibat
yang dapat ditimbulkan oleh orang yang tidak sehat secara mental, yuk…disimak
ya….
1. Stres
Salah satu sumbangan pertama dalam penelitian
tentang stress adalah deskripsi Cannon tentang respon Fight or Flight pada
tahun 1932, yang mengatakan bahwa ketika organisme merasakan akan adanya suatu
ancaman, maka secara cepat tubuh akan terangsang dan termotivasi melalui sistem
saraf simpatetik dan endokrin yang akan merespon secara fisiologis organisme
untuk menyerang atau melarikan diri. Menurut Hans Seyle, ketika organisme
berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan
tindakan. Hans seyle telah melakukan riset (1946,1976) terhadap dua respon
fisiologis tubuh terhadap stress, yaitu :
·
Local Adaptation Stress ( LAS )
Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui
dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
·
Respon
inflamasi
·
Respon
refleks nyeri
·
General
Adaptation Syndrom (GAS)
GAS merupakan respon fisiologis dari seluruh
tubuh terhadap stress. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf
otonom dan sistem endokrin.
·
Fase Alarm (
Waspada)
·
Fase
Resistance (Melawan)
·
Fase Exhaustion
(Kelelahan)
2. Tipe-tipe stress
·
Frustasi
Muncul
karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.
·
Konflik
Ditimbulkan
karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau
tujuan.
·
Tekanan
Tekanan
timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri
individu.Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu.
·
Kecemasan
merupakan suatu kondisi
individu merasakan kekhawatiran, kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman
yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
3.
Pendengkatan
Problem Solving Terhadap Stres
Masalah stress dapat diatasi dengan berbagai
cara tergantung jenis stress yang dialami oleh kita. Misalnya dukungan sosial
dapat membantu secara positif terhadap kesehatan. Cobb menekankan orientasi
subyektif yang memperlihatkan bahwa dukungan sosial menuntun orang meyakini
bahwa ia diurus dan disayangi. Selain lingkungan cara yang paling tepat dalam
mengatasi stress adalah menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar
untuk menguasainya.
.
4. Koping Stres
Menurut Colman (2001) coping adalah proses
dimana seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demands
dan resources yang dinilai dalam suatu keadaan yang stressful. Lazarus &
Folkman (1986) mendefenisikan coping sebagai segala usaha untuk mengurangi stres, yang merupakan proses
pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal) yang dinilai sebagai beban
yang melampaui kemampuan seseorang. Sarafino (2006) menambahkan bahwa coping
adalah proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur (management)
situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan
kemampuan (resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres.
Pertemuan III
Masih tentang kesehatan mental, penjelasan
mengenai penyesuaian diri dan pertumbuhan yang sudah saya uraikan, akan saya
perdalam lagi dan menjelaskannya melalui sudut lain.
Menurut
Mustafa Fahmi, penyasuaian adalah proses dinamik terus menerus yang bertujuan
untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri
dan lingkunga (Fahmi,1977.24). Sedangkan menurut Schneiders definisi
penyesuaian diri dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu:
Y
Penyesuaian diri dalam bentuk adaptasi
pada
umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau
biologis.
Y
Penyasuaian diri dalam bentuk konformitas
Pengertian
ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk selalu
menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun
emosional.
Y
Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
Kemampuan
untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu
sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang
normal. Setiap individu mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Sehingga
mempengaruhi seseorang dalam proses menyesuaiakan diri.
·
Penekanan Pertumbuhan Diri
Adalah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat dan pada waktu yang normal.
·
Variasi dalam pertumbuha
Tidak selamanya individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri, terkadang ada rintangan yang menyebabkan tidak
berhasilnya melakukan penyesuaian diri. Rintangan itu mungkin terdapat dalam
dirinya atau di luar dirinya.
·
Kondisi
Untuk Bertumbuh
Struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah
laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf,kelenjar dan otot merupakan
faktor yang penting bagi penesuaian diri.
Penyesuaian diri dilakukan agar kita dapat
hidup berdampingan dengan orang sebagai makhluk sosial. Untuk itu kita
melakukan penyesuaian diri agar kita dapat
membangun hubungan interpersonal, yang akan saya jelaskan. Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonanya.
Intinya ketika kita berkomunikasi, kita
tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
Beberapa model hubungan interpersonal :
Y Model
pertukaran sosial
Y Model
peranan
Y Model
interaksional
a. Cara
memulai hubungan
Y Pembentukan
kesan
merupakan penilaian untuk membentuk kesan
pertama dalam berhubungan dengan orang lain.
Y Ketertarikan
interpersonal
Ada beberapa prinsip yang berusaha
menjelaskan alasan mengapa akhirnya kita memutuskan untuk berteman atau tidak
berteman dengan orang lain, yaitu:
·
Pengutan
·
Pertukaran sosial
·
Asosiasi
b.
Intimasi dan hubungan pribadi
Erikson
mendeskripsikan intimasi sebagai kemampuan untuk dekat dengan orang lain,
seperti kekasih, teman atau anggota masyarakat. Intimasi mengacu pada perasaan
hangat, dekat dan terikat, baik secara fisik maupun emosional yang
dideskripsikan secara verbal maupun non verbal.
c.
Deskripsi
cinta dan perkawinan
Sternberg (1988) memiliki teori
tentang cinta yang dikenal sebagai teori segitiga cinta (The Triangular Theory
of Love). Dalam teori segitiga cintanya tersebut, Sternberg mencirikan cinta
terdiri dari tiga komponen, yaitu keakraban atau keintiman(intimacy), gairah
(passion), keputusan atau komitmen (decision/commitment). Duvall
dan Miller (1986) mendefinisikan perkawinan sebagai hubungan antara pria dan
wanita yang diakui dalam masyarakat yang melibatkan hubungan seksual, adanya
penguasaan dan hak mengasuh anak, dan saling mengetahui tugas masing-masing
sebagai suami dan istri.
d.
Bagaimana
memilih pasangan
Julianto Simanjuntak dalam bukunya, menekankan bahwa
dalam memilih pasangan harus ada kesepadanan alias kecocokan.
Karena ketika pada awal-awal berpacaran, kita sering lupa mengenali kepribadian
dan latar belakang pasangan. Jadi, cinta itu bukan hanya sekedar mencintai atau
dicintai. Tapi juga dituntut memahami latar belakang dan kepribadian pasangan
anda dengan sepenuhi hati.
e.
Seluk-beluk
hubungan dalam Perkawinan
Dawn J. Lipthrott, LCSW,
seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach,
mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan, yaitu
:
·
Tahap pertama : Romantic Love
·
Tahap kedua : Dissapointment or Distress
·
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness
·
Tahap keempat: Transformation
·
Tahap kelima:
Real Love
f.
Penyesuaian
dan pertumbuhan dalam perkawinan
Banyak
faktor sosial dan demografis yang ditemukan memiliki hubungan dengan
penyesuaian perkawinan (Dyer, 1983). Berikut ini beberapa hal yang mempengaruhi
penyesuaian perkawinan :
·
Usia
·
Agama
·
Ras
·
Pendidikan
·
Keluarga
Pasangan
g.
Perceraian dan pernikahan kembali
Menikah
Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk
diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang
terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa
memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri
mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui
mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.Sebagai manusia,
kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap
hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk
suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya.
h.
Single
life
Banyak pria menempatkan pernikahan
pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan
hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan,
sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang
lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu
yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan
dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan
mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang
telah cocok di hati.
0 komentar:
Posting Komentar