Minggu, 06 Oktober 2013

Biografi diri


Hola....Minna, saat ini authors kece - di timpuk mangga - ini kembali untuk memenuhi suatu tugas tentang biografi sendiri, tanpa maksud untuk narsis loh... hehe, langsung aja cekidott =0







Pada tahun 1993, tepatnya hari selasa jam 14.45 WITA di tanggal 9 Februari di rumah sakit Byangkara. Terlahirlah aku, Diah Ayu Eka Prasetyanti, anak pertama dengan jenis kelamin perempuan dari pasangan Ir. Deden Adharnudin dan Ni Luh Putu Suardani, yang saat itu tinggal di Asrama Polwil Ampenan, Lombok Barat. 


Aku berdarah campuran Sunda-NTB dan Bali. Ayahku keturunan campuran dari kakek yang keturunan asli Wera di daerah Nusa Tenggara Barat dan nenek ku yang keturunan Sunda asli. Sedangkan ibuku adalah keturunan Bali asli yang beragama hindu kemudian masuk islam dengan nama muslimnya Siti Mariam, setelah menikah dengan ayahku. Dulu orang tuaku tinggal Mataram – ibu kota dari NTB – tepatnya di asrama Polwil berasama dengan kakek dan nenekku, sampai aku lahir. Kerena ayahku mendapat panggilan kerja di Bali, kami pindah kesana saat aku berusia baru beberapa bulan dan tinggal dirumah mbahku, sampai aku berumur tiga tahun. Pada usiaku yang masih sangat kecil, keluargaku memutuskan untuk pindah ke daerah Jakarta Timur kerena ayahku pindah kerja ke perusahaan farmasi di sana. Tidak lama ketika adik perempuanku lahir di tahun 1996, ayahku kembali pindah kerja ke perusahan farmasi yang lebih besar dari sebelumnya, hingga ia pensiun saat ini. Lalu ibuku adalah pegawai negeri sipil yang sebelumnya bekerja untuk wilayah Bali, kini pindah ke Jakarta mengikuti ayahku hingga saat ini. 


Tahun 1999, aku lulus dari taman kanak-kanak Raudhatul Athfal Ar Rahman di Ciracas Jakarta Timur. Setelah itu aku melanjutkan ke jenjang sekolah formal di SDN 09 Ciracas yang tidak jauh dari rumahku. Dari kecil aku sudah mempunyai hobi membaca segala jenis buku ditambah dengan orang tua yang memberi dukungan dengan berlangganan majalah dan buku cerita anak-anak, semakin membuatku gemar untuk membaca hingga saat ini. Di tahun 2005, aku lulus dan diterima di SMP negeri 208 yang lagi-lagi jaraknya berdekatan dengan rumahku. Sewaktu di pertengahan kelas dua, ayahku dipindah tugaskan ke daerah Bogor yang membuat kami harus ikut pindah dan menjadikanku murid baru di SMP negeri 1 Cileungsi, selama setahun. 


Selama menjalani tahun terakhirku di SMP yang baru, membuat nilai akademisku menjadi jatuh. Hal itu disebabkan oleh susahnya aku untuk beradaptasi di lingkungan baru, terutama dalam hal bahasa – mayoritas di Cileungsi menggunakan bahasa sunda – sehingga aku gagal masuk ke satu-satunya SMA negeri yang dekat dari rumah. Pada tahun 2008 aku lulus dan memutuskan untuk masuk ke SMA Muhammadiyah Cileungsi. Dari sanalah yang menyebabkan aku mulai mengenakan kerudung hingga saat ini. Selama menjalani kehidupan SMA, aku jarang mengikuti hal lain yang tidak ada hubungannya dengan belajar, termasuk bergaul dengan orang-orang – ingat aku masih kesulitan memahami bahasa loh – sehingga temanku dapat dihitung dengan jari. Sisi baiknya, kerena aku hanya fokus dengan belajar, membuatku masuk jurusan ipa tanpa tes saat pembagian jurusan. Satu-satunya kegiatan di luar sekolah yang aku miliki adalah karate yang kuikuti bersama dengan adikku di dozo – sebutan untuk tempat latihan karate – yang tidak jauh dari rumah. Tidak tanggung-tanggung aku dalam mengikuti olahraga yang diminati oleh laki-laki itu, buktinya aku beberapa kali meloncat sabuk dan mengalahkan teman laki-laki di dozoku. Namun ketika aku sudah meraih sabuk hijau, senpaiku – panggilan untuk yang melatihku – mendadak berhenti dan membubarkan dozo.  Delapan bulan lamanya, aku vakum dari kegiatan favoritku itu. Demi mengisi waktu luang, aku akhirnya bergabung dengan ekstrakulikuler karya ilmiah remaja dan berhasil mencapai posisi ketua dalam organisasi itu. Hingga tidak lama setelah aku menjadi ketua di KIR, aku menemukan Dozo lainnya yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Karena terlalu lama vakum, aku dan adikku jadi harus mengulang dari sabuk yang paling rendah. 


Pada tahun 2011, aku lulus SMA dan melanjutkan ke Universitas Gunadarma di Depok. Meski sebelumnya aku sempat mendapat undangan masuk PTN dan mengikuti SNMPTN, namun keduanya gagal. Sehingga aku mengikuti ujian masuk Universitas Gunadarma dan berhasil menjadi mahasiswi di fakultas Psikologi. Masuk fakultas psikologi adalah impianku yang sudah jauh-jauh hari aku rancang. Alasannya, karena di Indonesia psikologi masih sangat jarang, padahal lulusan psikologi sangat banyak dibutuhkan dalam semua bidang yang menyangkut SDM. Terlalu menikmati masa kuliah, membuatku tidak memilki waktu untuk mengembangkan prestasi di bidang karate, sehingga aku tiga kali tidak mengikuti ujian kenaikan sabuk. Dan tepat ketika aku berada di semester empat, aku berhenti dari karate dengan memegang sabuk coklat. Semoga pilihanku dengan berhenti menjadi karateka dapat membuat impianku untuk menjadi seorang profesi psikologi, menjadi keputusan tepat yang kupilih. Sehingga aku dapat menjadi orang yang membanggakan bagi keluarga dan lingkungan di sekitarku. Amin….

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.


Pengikut

About Me

Foto Saya
diah ayu eka
Indonesia
saya adalah mahasiswi di universitas gunadarma yang bercita-cita pergi ke Jepang. motto hidupku adalah berbeda tidak selamanya bagus tetapi yang terbaik selalu berbeda. Yoroshiku...^o^
Lihat profil lengkapku